ALHAMDULLAHIRRABBIL
ALAMIN
Peran HMI dalam Dinamika
Dalam
kanca pergulatan dan dinamika yang terjadi dalam nusantara, HMI senantiasa
hadir sebagai desainer perjuangan sekaligus problem solver negeri ini. Bukan
berlebihan karena HMI lahir dari rahim revulusi bangsa dengan missi dasar
adalah mempertinggi martabat bangsa dan meningkatkan derajat umat islam serta
melakukan siar islam, dengan semangat ini pada tahun 1947 ayahanda Prof Dr
Lafran Pane mendeklarasi organisasi ini dengan system kekaderan yang di kenal
kuriklum training dengan Hijau Hitam. Ini sudah pasti bahwa kader HMI memiliki
tanggung jawab mengenai persoalan keumatan dan kebangsaan atas proses
kaderisasi organisasi yang dimiliki oleh masing – masing kader tersebut, untuk
senantiasa dapat mentransformasi gagasan guna menjawab segala dinamika yang
berkembang dari setiap zaman ke zaman, itulah missi suci yang yang ada pada HMI.
Menjadi
sebuah keniscayaan, ketika membicarakan dinamika HMI berarti kita membicarakan
sejauh mana HMI mampu berperan untuk kadernya, untuk masyarakatnya dan untuk
umat. HMI dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Walaupun HMI sering dipandang
sebagai bagian yang kontrafersi tapi bagi kadernya itu adalah hal yang wajar karena HMI
juga adalah Organisasi Mahasiswa pertama yang mungkin telah mendekati titik
krsempurnaan. sebagai organisasi umat maka kelemahan sedikit pasti ada dan itu
merupakan sunnatullah. Tetapi pada kenyataannya, ketika seseorang mahasiswa
masih menjadi kader, maka keterlibatannya dalam pergumulan sosial masih perlu
dioptimalkan. Hal inilah yang menjadi sedikit kendala ketika HMI harus
memposisikan ide, gagasan-gagasannya ke masyarakat. Faktor yang
melatarbelakanginya karena model gerakan HMI yang cenderung penguatan sisi
internal saja, atau ini adalah bagian dari setting kekuasaan dalam rangka
me”mandul”kan, memarjinalisikan HMI dalam arus pusaran masyarakat yang semakin
terbuka. Hal ini masih membutuhkan ruang dialektikanya yang serius.
Setiap periodesasi mempunyai
karakter, daya aksentuasi yang berbeda. Ada mungkin style gerak
periode kepengurusan kali ini lebih menitikberatkan pada penguatan basis
internal, tidak bersikap oportunis terhadap dinamika eksternal. Dari sistem kepengurusan
cabang adalah ranah politis dan komisariat mempunyai tanggungjawab disisi
perkaderan. Tentu saja hal ini tidak dapat dinafikan dari kondisi
keorganisasian, situasi yang melingkupinya serta upaya-upaya untuk menjawab
problematika keummatan yang sedang menggejala. Alasan singkat ini sehingga malam
hari ini saya harus berdiri diatas mimbar terhomat ini sebagai ketua umum HMI Cabang
Sanana. Ditengah kondisi
organisasi yang semakin tidak terlalu respon tehadap sdinamika sejarahnya maka solusi
kritisnya, HMI harus mampu mensolidkan internalnya sebagai basic dament serta
sudah saatnya KAHMI dapat solid kembali atas kefakuman akhir-akhir ini sebagai
sarana transformasi gagasan pemikiran HMI upaya membumikan missi organisasi guna
menjawab Problematika ke-umata-an dan ke-bangsa-an. Dengan demikian wajah masa
depan HMI yang diinginkan semakin tampak di polopak mata.
Bapak Bupati
yang terhormat para undangn yang berbahagia
untuk membentuk, karakter perjuangan pada periode ini maka menjadi sebuah keharusan
untuk melakukan gerakan yang sifatnya mendidik serta upaya penyadaran kemasyarakat
akan nilai-nilai perubahan dan demokratisasi. Maka untuk mewujudkan gagasan
besar itu, pada periode ini akan di fungsikan lembaga-lembaga kekaryaan sebagai
sebuah langkah strategis untuk melatih dan menajamkan ide-ide kreatif kader
yang sifatnya praksis-profesional. Mulai dari lembaga kekaryaan, yaitu LAPMI
(Lembaga Pers Mahasiswa Islam), LDMI (Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam), LAPELMI
(Lembaga Penelitian mahasiswa Islam) sampai serta lembaga Khususnya yaitu KPC
(Korps Penrkaderan Cabang). Selain itu, pada periode ini kembali menegaskan diri
sebagai organisasi umat dan bangsa maka sudah barang tentu partisispasi dari
semua unsur baik alumni maupun Pemirintah Daerah sangat menunjang
terealisasinya program pengembangan generasi sebagai estafet bangsa.
Dengan dasar tersebut buktinya HMI mampu
bertahan hidup hinga hari ini bahkan terus merambat keseluruh perguruan tinggi
yang ada di pelosok daerah dengan kinerja rutin yakni membuat perubahan,
kesadaran serta cara berpikir bagi generasi di bumi ibu pertiwi ini khususnya
di Kepulauan Sula.
Berangkat
dari pemikiran konsep tersebut maka kalau masih ada pemikiran bahwa HMI adalah
penantang pemerintah saya pikir bukan hanya keliru tapi jiwanya juga sudah ternoda
oleh prasangka hingga tak lagi melihat hal yang abadi yakni perubahan, dan perubahan
itu adalah kerinduan HMI untuk menciptakan keadilan sosial bagi masyarakat,
logikanya adalah HMI ibarat kehidupan, dan
kalau kita tidak bisa tinggalkan kehidupan bagimana HMI harus dibiarkan dari
kehidupan barbangsa dan bernegara. Mengutip bahasa orang bijak bahwa
seburuk-buruknya perkataan adalah berprasangka dan Allah sendiri menegaskan
bahwa “aku tergantung pada prasangka hamba aku”, namun apakah kita berfikir
kalau Allah itu tidak suci lalu eksistensi Allah itu kotor, saya fikir ini tidak
lebih dari kesalahan- kesalahan berfikir yang belum terbebas dari pemikiran
kita. Karena HMI adalah lembaga pendidikan yang lengkap dengan kurikulum perkaderannya,
mengabdi dengan keiklasan atas motivasi mencapai Ridha dari Allah SWT, dengannya
banyak generasi sula yang mandiri yang lahir dari rahim HMI Cabang Sanana walau
hidupnya dengan sumbangan alumni yang 50-50 ribu-an saja dengan secretariat
yang berpindah-pindah seperti kehidupan manusia purba dari tempat yang satu ke
tempat yang lain dengan jalan kontrak, pada hal alumninya hidup dengan rumah
mewah berlantai-lantai. saya tidak tahu ini salah siapa,,,? Wallahu A’lam
Bissawab. Mudah-mudahan Allah bisa membalas amal baik yang setimpal bagi Alumni
kita. amin
HMI Cabang Sanana adalah bagian integral
dari HMI secara Nasional, memiliki tanggung jawab yang sama dengan senantiasa
bekerja untk kemasalahatan orang banyak, karena makna dari pengabdian pada lima
kualitas insan cita HMI adalah target utama bahwa jangan hanya membuat dirinya
baik tapi juga kondisi disekelilingi kita jaga harus menjadi baik, mencermati kondisi
social Kepulauan Sula saat ini sangat tertib atas system social, politik dan hukum,
namun bukan berarti tidak ada masaalah apa-apa, kenapa karena ada berbagai rentetan
keluh kesah yang masih belum terdengar dan terjawab oleh kompenen yang
bertanggung jawab atas beban Negeri, ikhtiarnya mengutip pribahasa “memang diam
itu emas” namun seburuk-buruknya pekerjaan itu adalah diam sinergi dengan
perkataan Rasulullah Saw bahwa seburuk-buruknya iman adalah diam.
Bapak Bupati
yang terhormat para undangn yang berbahagia
Sula
tepat tanggal 31 Mei Tahun 2003 Pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula. merupakan buah
perjuangan panjang yang tampak di pelupuk mata yang hingga hari ini kita
nikmati bersama dan bermusuhan pun bersama atas warisan nenek moyang. Dari gambaran
sederhana terkait political praktic dan
mungkin terkesan familiar bagi kita semua, HMI Cabang Sanana ingin sampaikan
beberapa hal yang akan bisa dijadikan bahan diskusi kita bersama, baik
pemerintah daerah selaku pengendali suhu sosial maupun masyarakat selaku sasaran pembangunan.
Yang Pertama perlu kita mencari reformulasi idiologi daerah sula yang
sesungguhnya sebagai falsafah hidup orang sula yang Kedua membumikan nilai-nilai
kebudayaan Sula disetiap lembaga pendidikan baik dari dasar hingga perguruan
tinggi sebagai sulusi kritis atas akulturasi dan dampak globalisasi atas
bobroknya moral generasi muda, dan sudah saatnya diterapkan sejak dini dengan jalan
merumuskan kurikulum local di setiap instansi pendidikan yang akan tercipta suatu visi dan
identitas kesulaan yang jelas. Ketiga pemberdayaan Civill society
dengan membagikan sebagian kebijakn untuk diakses lewat NGO/LSM kalau kita
ingin kesejahtraan tapi perlu digaris bawahi yakni mesti LSM yang indipenden
dan bukan hanya mengatasnamakan independen. yang ke empat pemerintah juga bisa
berkonsentrasi pada pengembangan lembaga pendidikan tinggi sebagai medium
kontributif dan solutif atas masalah keumatan dan kebangsaan. Di Kepulauan Sula
telah hadir STAI BABUSSALAM SULA MALUT yang merupakan satu-satunya perguruan
tinggi milik pribumi, sebagai jembatan peradaban bagi hai do ya fai, mesti
dilihat sebagai suatu kemajuan bukanlah sebuah tantangan sehingga perlu dijaga
dan dirawat.
Dan yang terakhir untuk kabupaten
Kepulauan Sula harus ditegakkan pemerintahan yang baik (Good Governance). Menjadi proeksi utama bagi good governance yang harus ditegakkan adalah
transparansi dan akuntabilitas fiskal atau
keuangan serta administrasi. Yang di maksud dengan Transparasi disini
adalah:
1. Prinsip yang menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Prinsip transparasi paling
tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti :
- Mekanisme
yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua
proses-proses pelayanan publik,
- Mekanisme
yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai
kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam sektor
publik,
- Mekanisme
yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi maupun
penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar