Label

Sabtu, 13 Oktober 2012

SAMBUTAN KETUA UMUM HMI CABANG SANANA PERIODE : 2012-2013


ALHAMDULLAHIRRABBIL ALAMIN  

Peran HMI dalam Dinamika


Dalam kanca pergulatan dan dinamika yang terjadi dalam nusantara, HMI senantiasa hadir sebagai desainer perjuangan sekaligus problem solver negeri ini. Bukan berlebihan karena HMI lahir dari rahim revulusi bangsa dengan missi dasar adalah mempertinggi martabat bangsa dan meningkatkan derajat umat islam serta melakukan siar islam, dengan semangat ini pada tahun 1947 ayahanda Prof Dr Lafran Pane mendeklarasi organisasi ini dengan system kekaderan yang di kenal kuriklum training dengan Hijau Hitam. Ini sudah pasti bahwa kader HMI memiliki tanggung jawab mengenai persoalan keumatan dan kebangsaan atas proses kaderisasi organisasi yang dimiliki oleh masing – masing kader tersebut, untuk senantiasa dapat mentransformasi gagasan guna menjawab segala dinamika yang berkembang dari setiap zaman ke zaman, itulah missi suci yang yang ada pada HMI.
Menjadi sebuah keniscayaan, ketika membicarakan dinamika HMI berarti kita membicarakan sejauh mana HMI mampu berperan untuk kadernya, untuk masyarakatnya dan untuk umat. HMI dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Walaupun HMI sering dipandang sebagai bagian yang kontrafersi tapi bagi  kadernya itu adalah hal yang wajar karena HMI juga adalah Organisasi Mahasiswa pertama yang mungkin telah mendekati titik krsempurnaan. sebagai organisasi umat maka kelemahan sedikit pasti ada dan itu merupakan sunnatullah. Tetapi pada kenyataannya, ketika seseorang mahasiswa masih menjadi kader, maka keterlibatannya dalam pergumulan sosial masih perlu dioptimalkan. Hal inilah yang menjadi sedikit kendala ketika HMI harus memposisikan ide, gagasan-gagasannya ke masyarakat. Faktor yang melatarbelakanginya karena model gerakan HMI yang cenderung penguatan sisi internal saja, atau ini adalah bagian dari setting kekuasaan dalam rangka me”mandul”kan, memarjinalisikan HMI dalam arus pusaran masyarakat yang semakin terbuka. Hal ini masih membutuhkan ruang dialektikanya yang serius.


Setiap periodesasi mempunyai karakter, daya aksentuasi yang berbeda. Ada mungkin style gerak periode kepengurusan kali ini lebih menitikberatkan pada penguatan basis internal, tidak bersikap oportunis terhadap dinamika eksternal. Dari sistem kepengurusan cabang adalah ranah politis dan komisariat mempunyai tanggungjawab disisi perkaderan. Tentu saja hal ini tidak dapat dinafikan dari kondisi keorganisasian, situasi yang melingkupinya serta upaya-upaya untuk menjawab problematika keummatan yang sedang menggejala. Alasan singkat ini sehingga malam hari ini saya harus berdiri diatas mimbar terhomat ini sebagai ketua umum HMI Cabang Sanana. Ditengah kondisi organisasi yang semakin tidak terlalu respon tehadap sdinamika sejarahnya maka solusi kritisnya, HMI harus mampu mensolidkan internalnya sebagai basic dament serta sudah saatnya KAHMI dapat solid kembali atas kefakuman akhir-akhir ini sebagai sarana transformasi gagasan pemikiran HMI upaya membumikan missi organisasi guna menjawab Problematika ke-umata-an dan ke-bangsa-an. Dengan demikian wajah masa depan HMI yang diinginkan semakin tampak di polopak mata.
Bapak Bupati yang terhormat para undangn yang berbahagia
untuk membentuk, karakter perjuangan pada periode ini maka menjadi sebuah keharusan untuk melakukan gerakan yang sifatnya mendidik serta upaya penyadaran kemasyarakat akan nilai-nilai perubahan dan demokratisasi. Maka untuk mewujudkan gagasan besar itu, pada periode ini akan di fungsikan lembaga-lembaga kekaryaan sebagai sebuah langkah strategis untuk melatih dan menajamkan ide-ide kreatif kader yang sifatnya praksis-profesional. Mulai dari lembaga kekaryaan, yaitu LAPMI (Lembaga Pers Mahasiswa Islam), LDMI (Lembaga Da’wah Mahasiswa Islam), LAPELMI (Lembaga Penelitian mahasiswa Islam) sampai serta lembaga Khususnya yaitu KPC (Korps Penrkaderan Cabang). Selain itu, pada periode ini kembali menegaskan diri sebagai organisasi umat dan bangsa maka sudah barang tentu partisispasi dari semua unsur baik alumni maupun Pemirintah Daerah sangat menunjang terealisasinya program pengembangan generasi sebagai estafet bangsa.

  Dengan dasar tersebut buktinya HMI mampu bertahan hidup hinga hari ini bahkan terus merambat keseluruh perguruan tinggi yang ada di pelosok daerah dengan kinerja rutin yakni membuat perubahan, kesadaran serta cara berpikir bagi generasi di bumi ibu pertiwi ini khususnya di Kepulauan Sula.


Berangkat dari pemikiran konsep tersebut maka kalau masih ada pemikiran bahwa HMI adalah penantang pemerintah saya pikir bukan hanya keliru tapi jiwanya juga sudah ternoda oleh prasangka hingga tak lagi melihat hal yang abadi yakni perubahan, dan perubahan itu adalah kerinduan HMI untuk menciptakan keadilan sosial bagi masyarakat, logikanya adalah  HMI ibarat kehidupan, dan kalau kita tidak bisa tinggalkan kehidupan bagimana HMI harus dibiarkan dari kehidupan barbangsa dan bernegara. Mengutip bahasa orang bijak bahwa seburuk-buruknya perkataan adalah berprasangka dan Allah sendiri menegaskan bahwa “aku tergantung pada prasangka hamba aku”, namun apakah kita berfikir kalau Allah itu tidak suci lalu eksistensi Allah itu kotor, saya fikir ini tidak lebih dari kesalahan- kesalahan berfikir yang belum terbebas dari pemikiran kita. Karena HMI adalah lembaga pendidikan yang lengkap dengan kurikulum perkaderannya, mengabdi dengan keiklasan atas motivasi mencapai Ridha dari Allah SWT, dengannya banyak generasi sula yang mandiri yang lahir dari rahim HMI Cabang Sanana walau hidupnya dengan sumbangan alumni yang 50-50 ribu-an saja dengan secretariat yang berpindah-pindah seperti kehidupan manusia purba dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan jalan kontrak, pada hal alumninya hidup dengan rumah mewah berlantai-lantai. saya tidak tahu ini salah siapa,,,? Wallahu A’lam Bissawab. Mudah-mudahan Allah bisa membalas amal baik yang setimpal bagi Alumni kita. amin
HMI Cabang Sanana adalah bagian integral dari HMI secara Nasional, memiliki tanggung jawab yang sama dengan senantiasa bekerja untk kemasalahatan orang banyak, karena makna dari pengabdian pada lima kualitas insan cita HMI adalah target utama bahwa jangan hanya membuat dirinya baik tapi juga kondisi disekelilingi kita jaga harus menjadi baik, mencermati kondisi social Kepulauan Sula saat ini sangat tertib atas system social, politik dan hukum, namun bukan berarti tidak ada masaalah apa-apa, kenapa karena ada berbagai rentetan keluh kesah yang masih belum terdengar dan terjawab oleh kompenen yang bertanggung jawab atas beban Negeri, ikhtiarnya mengutip pribahasa “memang diam itu emas” namun seburuk-buruknya pekerjaan itu adalah diam sinergi dengan perkataan Rasulullah Saw bahwa seburuk-buruknya iman adalah diam.

Bapak Bupati yang terhormat para undangn yang berbahagia



Sula tepat tanggal 31 Mei Tahun 2003 Pemekaran Kabupaten Kepulauan Sula. merupakan buah perjuangan panjang yang tampak di pelupuk mata yang hingga hari ini kita nikmati bersama dan bermusuhan pun bersama atas warisan nenek moyang. Dari gambaran sederhana terkait political praktic dan mungkin terkesan familiar bagi kita semua, HMI Cabang Sanana ingin sampaikan beberapa hal yang akan bisa dijadikan bahan diskusi kita bersama, baik pemerintah daerah selaku pengendali suhu sosial  maupun masyarakat selaku sasaran pembangunan. Yang Pertama perlu kita mencari reformulasi idiologi daerah sula yang sesungguhnya sebagai falsafah hidup orang sula yang Kedua membumikan nilai-nilai kebudayaan Sula disetiap lembaga pendidikan baik dari dasar hingga perguruan tinggi sebagai sulusi kritis atas akulturasi dan dampak globalisasi atas bobroknya moral generasi muda, dan sudah saatnya diterapkan sejak dini dengan jalan merumuskan kurikulum local di setiap instansi pendidikan yang akan tercipta suatu visi dan identitas kesulaan yang jelas. Ketiga pemberdayaan Civill society dengan membagikan sebagian kebijakn untuk diakses lewat NGO/LSM kalau kita ingin kesejahtraan tapi perlu digaris bawahi yakni mesti LSM yang indipenden dan bukan hanya mengatasnamakan independen. yang ke empat pemerintah juga bisa berkonsentrasi pada pengembangan lembaga pendidikan tinggi sebagai medium kontributif dan solutif atas masalah keumatan dan kebangsaan. Di Kepulauan Sula telah hadir STAI BABUSSALAM SULA MALUT yang merupakan satu-satunya perguruan tinggi milik pribumi, sebagai jembatan peradaban bagi hai do ya fai, mesti dilihat sebagai suatu kemajuan bukanlah sebuah tantangan sehingga perlu dijaga dan dirawat.
Dan yang terakhir untuk kabupaten Kepulauan Sula harus ditegakkan pemerintahan yang baik (Good Governance). Menjadi proeksi utama bagi good governance yang harus ditegakkan adalah transparansi dan akuntabilitas fiskal atau keuangan serta administrasi. Yang di maksud dengan Transparasi disini adalah:
1.     Prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Prinsip transparasi paling tidak dapat diukur melalui sejumlah indikator seperti :
    1. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua proses-proses pelayanan publik,
    2. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam sektor publik,
    3. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar